Dunia kerja semakin akrab menggaungkan kesetaraan gender antara kedudukan pekerja perempuan dan laki-laki. Beberapa perusahaan juga mendorong perempuan untuk menduduki posisi manajerial di dunia kerja.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi perempuan Indonesia yang bekerja di posisi manajerial mencapai 32,26% pada 2022. Meski demikian, nilai tersebut mengalami penurunan selama dua tahun terakhir.
Proporsi perempuan Indonesia yang bekerja di posisi manajerial pada tahun lalu turun 0,24 poin dari 2021 yang sebesar 32,5%. Angkanya pun menurun dibandingkan posisi 2020 yang sebesar 33,08%.
Padahal, proporsi perempuan Indonesia yang bekerja di posisi manajerial tercatat terus meningkat semanjak 2015 hingga 2020.
Adapun berdasarkan provinsinya, proporsi perempuan yang menjadi manajer paling banyak secara nasional pada 2022 berada di Sulawesi Utara yakni 46,09%. Posisinya diikuti oleh Jambi dengan 45,68% perempuan menduduki posisi manajerial.
Di sisi lain, Bengkulu merupakan provinsi dengan proporsi perempuan yang menjadi manajer paling sedikit nasional pada 2022 yaitu hanya 23,2%. Setelahnya ada Kepulauan Bangka Belitung dengan 24,09% perempuan menempati posisi manajerial.
Berdasarkan tingkat pendidikannya, proporsi perempuan yang menjadi manajer paling banyak berasal dari lulusan diploma I/II/III sebanyak 42,54%. Lalu, diikuti dari lulusan SD ke bawah 40,82%, SMP 33,99%, SMA kejuruan 31,01%, universitas 30,38%, dan SMA umum 27,65% perempuan menempati posisi manajerial.
Kemudian berdasarkan wilayahnya, proporsi pekerja perempuan di posisi manajerial yang berada di perkotaan sebesar 32,71% pada 2022. Di perdesaan, proporsi pekerja perempuan yang menempati jabatan manajerial sebesar 31,02%.
(Baca: Indeks Jaminan Kesetaraan Gender Indonesia Tergolong Rendah di ASEAN)