Ledakan tungku smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, menyebabkan 19 pekerjanya meninggal dunia.
Melansir Kompas.com pada data terakhir Kamis pagi (28/12/2023), korban meninggal itu terdiri atas 11 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 8 orang tenaga kerja asing (TKA).
Sementara sedikitnya 40 orang luka-luka. Mereka dirawat di sejumlah tempat, dari RSUD Morowali, klinik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), hingga perawatan mandiri.
Adapun total korban terdampak, baik yang meninggal atau luka-luka, mencapai 59 orang. Rinciannya, 41 orang TKI dan 18 TKA.
Melansir Katadata, laporan PT ITSS membeberkan kejadian yang terjadi pada Minggu (24/12/2023) pukul 06.15 WITA. Tungku feronikel nomor 41 masih ditutup karena menjalani proses pemeliharaan.
"Saat proses perbaikan, terdapat sisa slag dalam tungku yang keluar lalu bersentuhan dengan barang yang mudah terbakar di lokasi," kata Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan di Palu, Sulawesi Tengah, (24/12/2023) dikutip dari Antara.
Ikatan dinding tungku yang runtuh dan sisa besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja mengalami luka hingga berujung jatuhnya korban jiwa. Dari laporan perusahaan, korban terluka umumnya akibat terkena uap panas dari tungku smelter.
PT IMIP, yang menampung PT ITSS, membentuk tim penanganan kecelakaan kerja ini. PT IMIP juga menyebut bakal menanggung biaya perawatan korban, termasuk kenyamanan emosional kepada keluarga korban. Mereka juga berkoordinasi dengan kepolisian hingga pemda setempat.
(Baca juga: Kecelakaan Kerja dengan Korban Terbanyak, Kebocoran Gas Teratas)