Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2024 ada 144,64 juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di Indonesia.
Sekitar 20,01 juta orang di antaranya, atau 13,83%, bekerja di sektor industri manufaktur atau pengolahan.
(Baca: Lapangan Kerja RI yang Menyerap Pekerja Terbanyak pada 2024)
Jika diperinci lagi, jenis subsektor manufaktur dengan pekerja terbanyak adalah industri makanan, yang menyerap 4% dari total pekerja nasional.
Di posisi berikutnya ada industri pakaian jadi, industri kayu, industri tekstil, serta industri kulit dan alas kaki.
Berikut daftar lengkap proporsi pekerja Indonesia di subsektor industri manufaktur pada Agustus 2024, diurutkan dari yang tertinggi:
- Industri makanan: 4% (dari total penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di Indonesia)
- Industri pakaian jadi: 2%
- Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya: 1,06%
- Industri tekstil: 0,75%
- Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki: 0,66%
- Industri barang galian bukan logam: 0,64%
- Industri furnitur: 0,61%
- Industri pengolahan tembakau: 0,45%
- Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya: 0,43%
- Industri karet, barang dari karet dan plastik: 0,41%
- Industri minuman: 0,39%
- Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia: 0,27%
- Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman: 0,22%
- Industri kertas dan barang dari kertas: 0,21%
- Industri alat angkutan lainnya: 0,18%
- Industri logam dasar: 0,16%
- Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional: 0,15%
- Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan: 0,15%
- Industri peralatan listrik: 0,12%
- Industri mesin dan perlengkapan YTDL: 0,12%
- Industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer: 0,12%
- Industri komputer, barang elektronik dan optik: 0,08%
- Industri produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi: 0,03%
- Industri pengolahan lainnya: 0,64%
(Baca: Logam dan Makanan, Komoditas Utama Ekspor Manufaktur RI 2024)
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia optimistis sektor manufaktur mampu berkembang, meski banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) pada awal 2025.
"Sektor manufaktur di Indonesia masih menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi. Rencana serapan tenaga kerja di sektor manufaktur jauh lebih banyak dari angka PHK," kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief dalam konferensi pers, Rabu (26/3/2025).
Ia mengungkapkan, pada Januari-Februari 2025 ada proses pembangunan 198 pabrik di Indonesia, yang diprediksi akan menyerap 24.568 tenaga kerja.
Ia juga menyebut, 21 subsektor manufaktur Indonesia masih ekspansif pada awal 2025, sedangkan 2 subsektor mengalami kontraksi yaitu industri furnitur dan industri karet, barang dari karet dan plastik.
(Baca: Bisnis Manufaktur Indonesia Lesu Mei 2025, Permintaan Masih Lemah)