Kanselir Jerman Olaf Scholz membekukan operasi Nord Stream 2 sebagai aksi 'teguran' terhadap Rusia yang baru saja mengirim pasukan ke Ukraina (22/2).
Jika dirunut sejarahnya, 'Nord Stream 2' yang dibekukan itu merupakan lanjutan dari proyek 'Nord Stream'.
'Nord Stream' pertama diresmikan pada 8 November 2011 dan sudah beroperasi setidaknya sejak 2013, dengan kapasitas transmisi gas alam 55 miliar meter kubik (m3) per tahun.
Sedangkan 'Nord Stream 2' mulai dibangun pada tahun 2018 dan baru rampung pada akhir 2021.
Nord Stream 2 diproyeksikan bisa menambah kapasitas transmisi gas Rusia ke Uni Eropa dua kali lipat menjadi 110 miliar m3 per tahun. Namun, operasinya kini dihentikan sementara karena situasi geopolitik yang kian memanas.
Kapasitas Transmisi Nord Stream Pertama
Sejak pertama kali beroperasi hingga akhir 2021, Nord Stream sudah digunakan untuk mengirim 441 miliar meter kubik (m3) gas alam.
Jumlah gas alam yang ditransmisikan Rusia ke Uni Eropa lewat Nord Stream terus bertambah tiap tahunnya. Pada 2013 transmisinya masih berjumlah 23,8 miliar m3. Namun pada 2021 jumlahnya sudah mencapai 59,2 miliar m3.
Beberapa tahun belakangan, transmisi gas alam lewat Nord Stream bahkan sudah melebihi kapasitas tahunannya. Pada 2018 transmisi mencapai 58,8 miliar m3, lalu pada 2019 menjadi 58,5 miliar m3, kemudian pada 2020 dan 2021 naik lagi menjadi 59,2 miliar m3.
(Baca Juga: Uni Eropa Impor Gas Alam dari Rusia Hingga Miliaran Euro per Tahun)