Berdasarkan data Bank Dunia, rata-rata harga batu bara Newcastle pada Februari 2024 berada di level US$124,22 per ton.
Angka tersebut turun 0,5% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom), serta merosot 40,1% dibanding setahun lalu (year-on-year/yoy).
Adapun Bank Dunia menilai harga batu bara berpotensi turun sampai 2025, karena tingkat konsumsinya secara global cenderung berkurang, sedangkan produksinya bertambah.
"Konsumsi batu bara diperkirakan menurun pada sektor ketenagalistrikan, karena kuatnya pertumbuhan energi terbarukan dan gas alam berbiaya rendah," kata Bank Dunia dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi Oktober 2023.
"Produksi batu bara diperkirakan akan meningkat melebihi konsumsinya, dengan pertumbuhan produksi yang kuat di tiga negara produsen terbesar, Tiongkok, India, dan Indonesia," lanjutnya.
Namun, ada sejumlah faktor yang bisa mengerek harga batu bara, seperti konflik geopolitik dan fenomena cuaca El Nino.
"Eskalasi konflik bisa saja mendongkrak harga batu bara, jika eskalasi konflik itu menaikkan harga gas alam," kata Bank Dunia.
"Selain itu, gangguan cuaca seperti gelombang panas dan kekeringan yang disebabkan El Nino bisa mendorong kenaikan harga batu bara. El Nino bisa meningkatkan permintaan listrik, sekaligus mengurangi kontribusi pasokan dari pembangkit listrik tenaga air," katanya lagi.
(Baca: Investasi EBT Turun pada 2023, Migas dan Minerba Naik)