Investasi EBT Turun pada 2023, Migas dan Minerba Naik

Perdagangan

Premium

Adi Ahdiat 24/01/2024 16:03 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Realisasi investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) Indonesia turun pada 2023. Di sisi lain, investasi untuk minyak dan gas bumi (migas) serta mineral dan batu bara (minerba) meningkat.

Realisasi Investasi di Sektor Migas, Minerba, dan EBT Indonesia (2017-2023)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Investasi EBT Turun pada 2023, Migas dan Minerba Naik”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Realisasi Investasi di Sektor Migas, Minerba, dan EBT Indonesia (2017-2023)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Realisasi investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) Indonesia turun pada 2023.

Di sisi lain, investasi untuk minyak dan gas bumi (migas) serta mineral dan batu bara (minerba) meningkat.

Menurut laporan Kementerian ESDM, sepanjang 2023 realisasi investasi EBT hanya US$1,5 miliar, berkurang sekitar 6% dibanding 2022 (year-on-year/yoy).

Angkanya jauh di bawah realisasi investasi migas yang naik 7% (yoy) jadi US$14,9 miliar, ataupun investasi minerba yang melonjak 31% (yoy) jadi US$7,5 miliar.

(Baca: Bauran EBT Indonesia Naik pada 2023, tapi Tak Capai Target)

Menurut Institute for Essential Services Reform (IESR), angka investasi EBT ini juga sangat kecil dibanding proyeksi kebutuhannya.

IESR mengestimasikan, supaya bisa mencapai target bauran EBT 23% pada 2025, idealnya Indonesia butuh realisasi investasi EBT rata-rata US$8 miliar per tahun.

"Investasi sangat penting untuk mencapai tujuan transisi energi. Namun, Indonesia menghadapi tantangan dalam memobilisasi investasi," tulis tim IESR dalam laporan Indonesia Energy Transition Outlook 2023.

Menurut IESR ada berbagai hal yang menghambat pertumbuhan investasi EBT di Indonesia, seperti regulasi yang tidak konsisten, masalah pengadaan tanah, sampai hambatan perizinan.

(Baca: Meski Ada Transisi Energi, Kebutuhan Batu Bara RI Meningkat sampai 2030)

Catatan: Data dalam artikel ini telah diperbarui pada 3 Februari 2025, disesuaikan dengan adanya pembaruan data dari Kementerian ESDM.

Editor : Adi Ahdiat