Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada September 2024 sebesar US$22,08 miliar, turun 5,80% dibanding Agustus 2024 (month-to-month/mtm).
Penurunan terjadi karena melemahnya ekspor sektor nonmigas maupun nonmigas.
Pada September 2024, ekspor nonmigas terkoreksi 5,96% (mtm) menjadi US$20,91 miliar. Tercatat, 6 dari 10 komoditas komoditas barang nonmigas turun pada bulan lalu.
Komoditas bijih logam, terak, dan abu turun paling dalam hingga 32% (mtm). Disusul komoditas lemak dan minyak hewani/nabati yang turun 16,91% (mtm), serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya yang turun 12,39% (mtm).
Kemudian nilai ekspor migas juga menyusut 2,81% menjadi US$1,16 pada September 2024.
Hal ini didorong oleh ekspor hasil minyak yang anjlok 12,90% (mtm) dan gas alam yang turun 8,87% (mtm). Sementara, nilai ekspor minyak mentah justru naik 63,39% (mtm).
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-September 2024 mencapai US$192,85 miliar. Nilainya naik tipis 0,32% dibanding periode sama tahun lalu (cumulative-to-cumulative/ctc).
Kenaikan didorong oleh ekspor nonmigas yang tumbuh 0,39% (ctc), sedangkan ekspor migas turun 0,80% (ctc).
(Baca: Neraca Dagang RI Masih Surplus pada September 2024)