Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran konsumsi masyarakat tumbuh 4,82% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2023.
Hal ini tercermin dari nilai produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (seri 2010) konsumsi rumah tangga meningkat menjadi Rp6,49 kuadriliun pada tahun lalu dibanding tahun sebelumnya Rp6,19 kuadriliun.
Sub-transportasi dan komunikasi menjadi komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni mencapai 7,59% pada 2023. Diikuti komponen restoran dan hotel (6,38%); komponen pakaian alas kaki, dan jasa perawatan (4,47%); dan komponen kesehatan dan pendidikan (3,99%).
Berikutnya, komponen perumahan dan perlengkapan rumah tangga (3,8%), komponen makanan dan minuman, selain rumah tangga (3,44%), dan komponen lainnya (2,9%).
Nilai PDB atas dasar harga konstan (seri 2010) pengeluaran konsumsi rumah tangga mencapai Rp6,49 kuadriliun pada 2023, terdiri atas:
- Makanan dan minuman, selain restoran Rp2,38 kuadriliun
- Kesehatan dan pendidikan Rp1,61 kuadriliun
- Perumahan dan perlengkapan rumah tangga Rp89 triliun
- Restoran dan hotel Rp47 triliun
- Pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya Rp29 triliun
- Transportasi dan komunikasi Rp24 triliun
- Lainnya Rp 61 triliun.
(Baca juga: Mengejar Pertumbuhan Ekonomi 8% pada Era Prabowo-Gibran)