Menurut survei Katadata Insight Center (KIC) terhadap sekitar 2 ribu masyarakat Indonesia, sebanyak 32,8%-nya belum pernah menggunakan telemedicine.
Pengguna layanan telemedicine yang dimaksud dalam survei ini adalah pengguna layanan konsultasi online dengan dokter, baik melalui layanan online dari rumah sakit/klinik maupun menggunakan aplikasi digital pihak ketiga.
Alasan tidak menggunakan telemedicine yang paling banyak dipilih responden adalah lebih suka berinteraksi langsung dengan dokter, dengan persentase 72%.
Kemudian sebanyak 40,5% belum menggunakan layanan tersebut karena tinggal dekat dengan fasilitas kesehatan (faskes), 30,5% kurang yakin dengan ketepatan diagnosis yang diberikan secara online, dan 14,9% karena kendala jaringan internet.
Ada pula 12% yang mengatakan khawatir dengan keamanan data pribadi dan catatan medis jika menggunakan layanan telemedicine.
Alasan-alasan lainnya dipilih dengan persentase bervariasi, yakni karena gangguan kesehatan yang tak bisa ditangani secara online, kapasitas dan spesifikasi gadget kurang memadai, merasa kesulitan menggunakan layanan telemedicine, dan tempat tinggal belum terjangkau transportasi online.
Ada pula yang tidak menggunakan telemedicine karena tidak mahir menggunakan gadget serta belum membutuhkan layanan tersebut, dengan persentase kecil seperti terlihat pada grafik.
Survei ini dilakukan terhadap 2.108 responden berusia 16 tahun ke atas di seluruh Indonesia. Survei yang dilakukan pada 28 Februari-7 Maret 2022 ini menggunakan metode survei online dengan margin of error sekitar 2,3%.
Laporan lengkap surveinya dapat diunduh di tautan ini.
(Baca Juga: Layanan Telemedicine yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia, Apa Saja?)