Laporan Cerita Data Statistik untuk Indonesia - Pekerja Migran Indonesia dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap cara buruh migran mendapatkan pekerjaannya dalam survei yang digelar pada 2023.
Ada dua cara yang diklasifikasikan BPS, yakni cara terdokumentasi dan tidak terdokumentasi.
Cara terdokumentasi paling banyak melalui perantara agen swasta, yakni 37,6%. Disusul agen pemerintah 21,4%; keluarga atau kerabat atau teman 20,9%; pemberi kerja atau perekrut perorangan 17,2%; dan lainnya 2,9%.
"Meskipun masih terdapat hampir 38% PMI terdokumentasi yang menggunakan pola rekrutmen personal, namun lebih dari 59% PMI terdokumentasi telah menggunakan perantara agen pemerintah maupun swasta di dalam negeri," tulis BPS dalam laporan yang dipublikasikan pada Jumat (20/12/2024).
Sementara cara yang tidak terdokumentasi atau ilegal pun masih banyak, tertinggi berasal dari lingkar keluarga atau kerabat dengan proporsi 57,4%. Selanjutnya ada pemberi atau perekrut perorangan 26,8%; agen swasta 9,8%; agen pemerintah 3,5%; dan lainnya 2,5%.
Dirincikan lagi, sebagian besar PMI yang masuk ke negara tujuan secara tidak terdokumentasi tersebut mendapatkan pekerjaannya melalui jalur personal seperti melalui anggota keluarga/kerabat (35,30%) dan melalui teman (22,10%).
BPS menjelaskan, sebagian besar migrasi awalnya melalui jalur resmi yang difasilitasi oleh pemerintah atau agen tenaga kerja. Namun, meningkatnya permintaan buruh murah di sektor informal di negara-negara tujuan membuat banyak pekerja memilih jalur tidak resmi karena dianggap lebih cepat dan murah.
"Kemudahan proses dan biaya tersebut memiliki risiko yang lebih besar," kata BPS.
BPS melanjutkan, lintasan melalui jalur-jalur ilegal ini seringkali melibatkan sindikat penyelundupan manusia yang memanfaatkan lemahnya pengawasan di beberapa titik perbatasan, seperti di perairan sekitar Kalimantan dan Sumatera.
"Selain Malaysia, terdapat cukup banyak PMI tdak terdokumentasi di beberapa negara lainnya sepert Arab Saudi dan Singapura," kata BPS.
(Baca juga: Pekerja Migran Indonesia 2023 Lebih Banyak Berasal dari Lulusan SMA)