Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 550 perusahaan air bersih di Indonesia pada 2023. Jumlahnya bertambah 7 unit atau 1,29% dibandingkan 2022 yang tercatat 543 perusahaan.
"Peningkatan ini disebabkan tambahan perusahaan hasil matching antara direktori BPS dengan direktori Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI)," tulis BPS dalam laporan bertajuk Statistik Air Bersih 2019-2023.
Penambahan ini terdapat di Aceh (2 perusahaan); Jawa Barat (2 perusahaan); Sulawesi Utara (1 perusahaan); Sulawesi Tenggara (1 perusahaan); Maluku (satu perusahaan); dan Maluku Utara (1 perusahaan).
Meskipun secara nasional jumlah perusahaan air bersih bertambah, beberapa provinsi justru mengalami penurunan, di antaranya DKI Jakarta, Papua Barat, dan Papua.
Penurunan perusahaan air bersih di DKI Jakarta disebabkan oleh penggabungan beberapa perusahaan. Sementara di Papua, karena pemecahan wilayah menjadi empat provinsi pemekaran, yaitu Papua Barat Daya, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Adapun Lampung menjadi provinsi dengan perusahaan air terbanyak nasional, yaitu 44 perusahaan. Disusul Jawa Tengah dengan 42 perusahaan; Sumatera Utara 41 perusahaan; dan Jawa Timur 38 perusahaan.
Dari total perusahaan air pada 2023, telah menciptakan 60.096 tenaga kerja. Ini terdiri dari pekerja teknis sebanyak 48% dan pekerja non-teknis 52%.
Secara tren, jumlah perusahaan air bersih di Tanah Air cenderung meningkat dalam dua dekade terakhir. Jumlah tertinggi terjadi pada 2006 dengan 641 perusahaan. Sedangkan level terendah pada 2004 dengan 475 perusahaan.
(Baca: Ini Provinsi dengan Desa/Kelurahan Terdampak Pencemaran Air Terbanyak di RI 2023)