International Energy Agency (IEA) melaporkan jumlah startup berbasis energi di dunia. Ini untuk melihat kontribusi teknologi dalam transisi energi ke depan.
Urutan pertama adalah startup yang berfokus pada efisiensi energi dengan proporsi 21,6% dari total yang diteliti. Estimasi startup di bidang ini 366 perusahaan pada 2021. Jumlah ini sebenarnya turun dari capaian sebelumnya sebesar 389 startup pada 2020.
Kedua adalah mobilitas listrik dengan proporsi 19,8%. Jumlah startup diestimasikan sebanyak 336 perusahaan pada 2021. Angka ini naik dari sebelumnya yang berjumlah 256 perusahaan pada 2020.
Ketiga adalah startup tenaga surya atau solar dengan proporsi yang cukup jauh, yakni 5,3% atau berjumlah 90 startup. Capaian ini meningkat dari 2020 yang berjumlah 87 perusahaan.
Adapun startup berbasis energi yang masih sedikit adalah angin (1,4%) atau 23 startup dan bioenergi (0,1%) atau hanya 2 startup di dunia.
Analisis IEA didapat dari pengolahan data oleh Crunchbase, yang mereferensikan sekitar 1,3 juta perusahaan rintisan di seluruh dunia, termasuk 46.000 startup terkait energi atau 3,5% dari total.
Crunchbase juga menyediakan indikator untuk menganalisis bagaimana kinerja startup terkait energi dibandingkan dengan startup lainnya, dan untuk membantu memahami bagaimana startup energi menjadi lebih hijau dan lebih digital.
(Baca juga: Hebat, Jumlah Startup Indonesia Terbanyak ke-5 di Dunia)