Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, pasokan energi primer Indonesia mencapai 1,44 miliar Barrels Oil Equivalent (BOE) pada 2020. Dari jumlah itu, batu bara (termasuk batu bara dan briket) mendominasi dalam kontribusi pasokan energi primer Indonesia pada tahun lalu.
Pasokan energi primer batu bara tercatat sebesar 553,92 juta BOE. Jumlah tersebut setara kontribusi batu bara mencapai 38,46% dalam penyediaan pasokan energi primer di Indonesia.
Minyak bumi, yang termasuk minyak mentah, produk minyak bumi dan LPG, juga memberikan kontribusi yang cukup besar, yakni 32,82%. Hal ini wajar mengingat pembangkit listrik masih banyak menggunakan minyak bumi maupun batu bara sebagai sumber energinya.
Kemudian, untuk sumber energi yang lebih ramah lingkungan seperti gas (termasuk gas alam dan LNG) dan energi baru terbarukan memberikan kontribusi masing-masing 17,44% dan 11,28%. Biofuel, yang termasuk biofuel cair (biodiesel) memberikan kontribusi 3,85%.
Kontribusi hydropower atau tenaga air dalam penyediaan pasokan energi primer sebesar 3,16%. Energi terbarukan lainnya berkontribusi sebesar 2,11%, panas bumi 2,01%, tenaga angin 0,08%, tenaga matahari 0,05% dan biogas 0,01%.
Sebagai informasi, bentuk energi terdiri dari dua macam, yaitu energi primer dan energi akhir atau sekunder. Energi primer merupakan energi yang diberikan oleh alam dan belum mengalami proses pengolahan lebih lanjut, seperti minyak bumi, gas bumi, batu bara, tenaga air, dan panas bumi. Sedangkan energi akhir (sekunder) merupakan bentuk transformasi dari energi primer yang dapat digunakan setelah melalui beberapa proses, misalnya proses di kilang minyak, kilang LPG, pembangkit listrik, dan gas kota.
(Baca:Pasokan Batu Bara ke PLN Capai 55,5 Juta Ton hingga Oktober 2021)