Menurut data Direktorat Jenderal Bea Cukai yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2022 Indonesia melakukan impor gas bumi sekitar 6,8 juta ton.
Volume itu meningkat sekitar 5,5% dibanding 2021, sekaligus menjadi impor gas terbesar dalam lima tahun terakhir.
Pada 2022 Indonesia paling banyak mengimpor gas dari Amerika Serikat, dengan volume sekitar 2,8 juta ton. Sementara Uni Emirat Arab menjadi pemasok terbesar nomor dua, dengan volume sekitar 1,9 juta ton.
Di urutan selanjutnya ada Qatar, Arab Saudi, Bahrain, Australia, Angola, Kuwait, dan Singapura seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Pemerintah Batasi LPG Mulai 2023, Ini Provinsi Konsumen Utamanya)
Adapun menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Indonesia berpotensi kekurangan pasokan gas dalam waktu dekat.
"Data neraca gas nasional Kementerian ESDM menunjukkan pasokan gas untuk kebutuhan dalam negeri akan mulai mengalami defisit sehingga bergantung pada impor pada 2026," kata Luhut dalam acara 3rd International Convention Indonesia Upstream Oil and Gas 2022 di Bali, disiarkan Detik.com, Rabu (23/11/2022).
Dalam acara tersebut, Luhut menyatakan Indonesia memiliki cadangan gas sangat besar, tapi cadangan itu belum bisa dimanfaatkan karena infrastruktur yang belum memadai.
(Baca: Cadangan Gas Bumi Terbesar Indonesia Ada di Maluku dan Papua)