S&P Global melaporkan Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia naik ke level 51,3 pada Juli 2022 dari bulan sebelumnya 50,2. PMI Indonesia ini merupakan level tertinggi dalam 3 bulan terakhir.
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi aktivitas seluruh sektor manufaktur Indonesia membaik pada laju yang lebih kuat selama 3 bulan terakhir.
Ekonom Senior di S&P Global Market Intelligence, Sian Jones, mengatakan sektor manufaktur Indonesia kembali meraih momentum pertumbuhan pada Juli, dengan output dan pesanan baru yang naik lebih cepat. Namun, permintaan ekspor baru menunjukkan penurunan.
“Tekanan harga berkurang pada Juli. Beban biaya dan harga jual naik pada kisaran yang lebih lambat selama setahun lebih, menghilangkan beberapa kekhawatiran perusanaan. Namun demikian, risiko kenaikan harga masih tetap ada, karena biaya BBM dan bahan baku terus mendorong inflasi,” tuturnya.
Seiring dengan meningkatnya permintaan domestik, perusahaan-perusahaan manufaktur menambah tenaga kerjanya pada laju paling tajam dalam periode pengumpulan data dalam 11 tahun terakhir. Ekspektasi perusahaan terhadap permintaan tahun depan juga membaik, setelah PMI mengalami kenaikan sejak April lalu.
(Baca: Manufaktur RI dan ASEAN Terus Ekspansi, Zona Euro Melambat)