Kementerian Keuangan melaporkan, realisasi pendapatan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah mencapai Rp2.035,6 triliun per September 2023. Realisasi ini setara 82,6% dari target tahun ini yang sebesar Rp2.463 triliun.
Adapun pada September tahun lalu realisasi pendapatan negara Rp1.974,9 triliun. “Itu artinya, (pendapatan negara September 2023) tumbuh 3,1% dari tahun lalu (year-on-year/yoy),” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (25/10/2023).
Sri Mulyani menjelaskan, penerimaan pajak masih menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan negara per September 2023, yaitu mencapai Rp1.387,8 triliun. Realisasi ini tumbuh 5,9% secara tahunan (yoy), serta telah mencapai 80,8% dari target APBN tahun ini yang sebesar Rp1.718 triliun.
Selanjutnya, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai tercatat sebesar Rp195,6 triliun, setara 64,5% dari target tahun ini yang sebesar Rp303,2 triliun. Namun, angka tersebut terkontraksi 15,8% secara tahunan (yoy).
“(Penurunan realisasi kepabeanan dan cukai) ini disebabkan penurunan harga komoditas global dan kebijakan pengendalian konsumsi barang kena cukai, meskipun aktivitas ekonomi domestik masih terjaga,” kata Sri Mulyani.
Kemudian, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah mencapai Rp451,5 triliun atau naik 4,6% secara tahunan (yoy). Realisasi ini setara 102,3% dari target APBN yang sebesar Rp441,4 triliun.
“Realisasi PNBP telah mencapai target APBN di tengah fluktuasi harga komoditas,” kata Sri Mulyani.
Sementara, realisasi belanja negara per September 2023 tercatat sebesar Rp1.967,9 triliun, tumbuh 2,8% (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp1,913,7 triliun.
Tingginya realisasi pendapatan ketimbang belanja negara membuat APBN Indonesia kembali mencetak surplus sebesar Rp67,7 triliun pada September 2023. Surplus tersebut setara dengan 0,32% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
(Baca: Belanja Negara Capai Rp1.967 Triliun sampai September 2023, Ini Rinciannya)