Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami inflasi tahunan 1,60% (year-on-year/yoy) pada Mei 2025.
Laju inflasi ini melambat dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 1,95% (yoy).
Berikut daftar kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi atau kenaikan harga secara tahunan pada Mei 2025, diurutkan dari yang inflasinya tertinggi:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 9,24% (yoy)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 1,97% (yoy)
- Pendidikan: 1,88% (yoy)
- Kesehatan: 1,79% (yoy)
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 1,54% (yoy)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,24% (yoy)
- Makanan, minuman, dan tembakau: 1,03% (yoy)
- Pakaian dan alas kaki: 0,98% (yoy)
- Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 0,79% (yoy)
- Transportasi: 0,18% (yoy)
Di sisi lain, hanya satu kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi atau penurunan harga secara tahunan pada Mei 2025, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,28% (yoy).
BPS mencatat, komoditas yang memberi andil terhadap inflasi atau kenaikan harga tahunan pada Mei 2025 adalah beras, kelapa, ikan segar, kopi bubuk, minyak goreng, santan jadi, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), dan sigaret putih mesin (SPM).
Inflasi tahunan juga dipengaruhi kenaikan harga sewa rumah, upah asisten rumah tangga, tarif air minum PAM, bahan bakar rumah tangga, mobil, sepeda motor, uang sekolah, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan.
Sedangkan komoditas yang memberi andil deflasi atau penurunan harga tahunan pada Mei 2025 adalah daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, tomat, telur ayam ras, kol putih/kubis, bawang putih, kentang, sawi hijau, jagung manis, cabai hijau, dan daun bawang.
Deflasi secara tahunan juga terjadi pada harga susu bubuk untuk balita, sabun cair/cuci piring, tarif angkutan udara, bensin, dan telepon seluler.
Pada Mei 2025 sebanyak 37 provinsi mengalami inflasi tahunan dan 1 provinsi lainnya deflasi tahunan.
Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 5,75% (yoy), sedangkan deflasi terjadi di Papua Barat 1,51% (yoy).
(Baca: Harga-Harga Naik, Inflasi RI Menguat pada April 2025)