Papua Pegunungan menjadi provinsi dengan kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga terbesar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) Papua Pegunungan sebesar Rp28,56 triliun pada 2024. Dari nilai tersebut, sebesar Rp 22,56 triliun (83,9%) berasal dari komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Ini mengindikasikan, salah satu provinsi hasil pemekaran wilayah di Provinsi Papua tersebut, sebagian besar perekonomiannya ditopang oleh belanja masyarakat. Porsi pengeluaran konsumsi rumah tangga tersebut merupakan yang terbesar dibanding provinsi lainnya.
Provinsi dengan porsi pengeluaran konsumsi rumah tangga terbesar berikutnya adalah Papua Selatan sebesar 73,1%; Maluku 68,71%; Nusa Tenggara Timur 66,7%; Jawa Barat 66,2%; dan Lampung 63,21%.
Setelahnya ada DKI Jakarta dengan konstribusi pengeluaran rumah tangga sebesar 62,48%; Gorontalo 62,07%; Daerah Istimewa Yogyakarta 61,88%; dan Sumatera Selatan 61,75%.
Dari 38 provinsi, terdapat 22 yang porsi pengeluaran konsumsi rumah tangga di atas 50%, 16 sisnya di bawah 50%.
Berikut ini porsi pengeluaran konsumsi rumah tangga menurut provinsi pada 2024:
- Papua Pegunungan: 83,90%
- Papua Selatan: 73,10%
- Maluku: 68,71%
- Nusa Tenggara Timur: 66,70%
- Jawa Barat: 66,20%
- Lampung: 63,21%
- DK Jakarta: 62,48%
- Gorontalo: 62,07%
- DI Yogyakarta: 61,88%
- Sumatera Selatan: 61,75%
- Jawa Tengah: 61,29%
- Jawa Timur: 60,96%
- Bengkulu: 60,19%
- Nusa Tenggara Barat: 57,60%
- Kep, Bangka Belitung: 55,94%
- Papua: 55,44%
- Sulawesi Selatan: 54,63
- Aceh: 53,53%
- Banten: 53,21%
- Bali: 52,69%
- Sumatera Barat: 51,98%
- Sumatera Utara: 50,85%
- Kalimantan Barat: 48,73%
- Sulawesi Barat : 48,34%
- Papua Barat Daya: 47,30%
- Sulawesi Tenggara: 46,14%
- Sulawesi Utara: 44,76%
- Kalimantan Selatan: 42,76%
- Kep Riau: 41,97%
- Jambi: 41,22%
- Kalimantan Tengah: 37,49%
- Riau: 34,62%
- Maluku Utara: 30,26%
- Sulawesi Tengah: 28,15%
- Papua Tengah: 21,72%
- Papua Barat: 18,26%
- Kalimantan Timur: 17,25%
- Kalimantan Utara: 14,55%
(Baca: Konsumsi Rumah Tangga 2024 di Bawah Pertumbuhan, Sinyal Daya Beli Lemah)