Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, persentase perempuan usia 15-49 tahun yang memilih untuk childfree di Indonesia cenderung meningkat.
BPS mendefinisikan childfree sebagai individu atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis maupun melalui adopsi.
Terdapat 8,2% atau sekitar 71 ribu perempuan usia produktif di Tanah Air yang memilih untuk childfree pada 2022. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Artinya, 1 dari 1.000 perempuan berusia 15-49 tahun di Indonesia yang pernah menikah dan belum memiliki anak serta tidak menggunakan alat kontrasepsi memilih untuk childfree.
Secara tren, persentase perempuan yang memilih childfree di Indonesia sempat turun dari 7% pada tahun 2019 menjadi 6,3% pada 2020. Kemudian, angkanya kembali naik menjadi 6,5% pada 2021 dan mencapai level tertinggi pada 2022.
"Kebijakan work from home nampaknya cukup mempengaruhi keputusan seseorang untuk memiliki anak," tulis BPS dalam laporan bertajuk Menelusuri Jejak Childfree di Indonesia.
BPS menyebut, ekonomi menjadi salah satu faktor penentu keputusan untuk tidak memiliki anak. Adapun perempuan childfree yang bekerja umumnya bergerak di sektor perdagangan.
"Berita baiknya adalah lebih dari 80% perempuan childfree sudah menempati rumah milik sendiri di tengah menanjaknya harga properti," tulis BPS.
(Baca: 10 Negara dengan Angka Kelahiran Terendah di Dunia 2024)