10 Negara dengan Angka Kelahiran Terendah di Dunia 2024

Demografi

Lite

Nabilah Muhamad 23/10/2024 14:40 WIB

URL telah disalin

Memuat...

10 Negara dengan Estimasi Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate Terendah Global (2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

10 Negara dengan Angka Kelahiran Terendah di Dunia 2024

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

10 Negara dengan Estimasi Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate Terendah Global (2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Berdasarkan data yang dihimpun Statista, Taiwan menjadi negara dengan angka kelahiran anak terendah di dunia pada 2024.

Angka total fertility rate (TFR) Taiwan tahun ini diperkirakan berada di level 1,11. Artinya, setiap satu orang perempuan di Taiwan rata-rata melahirkan satu orang anak sepanjang masa aktif reproduksinya.

(Baca: Angka Kelahiran Anak Indonesia Terus Menurun)

Berikut daftar 10 negara dengan estimasi angka kelahiran total atau TFR terendah global pada 2024:

Taiwan: 1,11
Korea Selatan: 1,12
Singapura: 1,17
Ukraina: 1,22
Hong Kong: 1,24
Makau: 1,24
Moldova: 1,26
Puerto Rico: 1,26
Italia: 1,26
Spanyol: 1,3

"Di negara maju, tingkat kesuburan dan angka kelahiran biasanya jauh lebih rendah, karena kontrol kelahiran lebih mudah diperoleh dan perempuan sering memilih berkarier sebelum menjadi seorang ibu," tulis Statista dalam laporannya, Kamis (5/9/2024).

Sedangkan negara-negara berkembang umumnya memiliki tingkat kelahiran yang lebih tinggi, karena kurangnya akses terhadap pengendalian kelahiran dan kontrasepsi.

(Baca: Angka Kelahiran di Afrika Selatan Tertinggi di Antara Negara G20)

Editor : Adi Ahdiat