826 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Selasa, 6 Agustus 2024)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 826 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 403 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (6/8/2024) pukul 16.08 WIB. Dari 826 titik panas terdeteksi, 35 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 752 titik skala sedang, dan 39 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Negara dengan Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia, Indonesia Pertama)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Barat sebanyak 224 titik. Nusa Tenggara Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 111 titik. Riau berada di posisi ketiga sebanyak 81 titik panas.
Sebanyak 71 titik panas terdeteksi di Jawa Timur, Jawa Tengah menyusul dengan 38 titik panas, serta Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan masing-masing memiliki 38 dan 37 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Indonesia Punya Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia)