Kesejahteraan petani Indonesia secara umum membaik sepanjang 2018-2024, jika dilihat berdasarkan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang menguat selama periode tersebut.
NTP adalah salah satu indikator untuk mengukur daya beli atau tingkat kesejahteraan petani.
Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung NTP dengan membandingkan nilai tukar produk hasil pertanian (indeks harga yang diterima petani) dengan biaya produksi dan barang/jasa yang mereka konsumsi (indeks harga yang dibayar petani).
Skor NTP di atas 100 mencerminkan petani mengalami surplus/untung, di mana harga jual produknya lebih besar dari belanja produksi dan konsumsi. Kemudian NTP 100 artinya petani mengalami impas, dan NTP di bawah 100 mencerminkan kondisi defisit/rugi.
(Baca: Mayoritas Petani RI Sudah Tua, Regenerasi Rendah)
BPS mencatat, pada 2024 NTP gabungan dari semua sektor usaha pertanian Indonesia mencapai level 119,62, naik 6,36% dibanding 2023.
Jika dibandingkan dengan tahun dasar perhitungan indeks (2018=100), maka NTP gabungan pada 2024 telah menguat 19,62%.
Adapun jika dilihat per sektor usaha, indeks NTP tanaman perkebunan mengalami kenaikan tahunan (year-on-year) tertinggi pada 2024, sedangkan NTP nelayan dan pembudidaya ikan turun.
Berikut rincian persentase naik/turun indeks NTP per sektor periode 2023-2024:
- NTP Tanaman Perkebunan: naik 16,05%
- NTP Gabungan: naik 6,36%
- NTP Hortikultura: naik 5,32%
- NTP Tanaman Pangan: naik 2,79%
- NTP Peternakan: naik 0,66%
- NTP Pembudidayaan Ikan: turun 2,71%
- NTP Nelayan dan Pembudidayaan Ikan: turun 3,17%
Kemudian jika dilihat selama periode 2018-2024, indeks NTP tanaman perkebunan naik paling tinggi, sedangkan indeks NTP nelayan dan pembudidaya ikan naik paling kecil.
Berikut rincian persentase naik/turun indeks NTP per sektor periode 2018-2024:
- NTP Tanaman Perkebunan: naik 49,1%
- NTP Gabungan: naik 19,62%
- NTP Hortikultura: naik 17,71%
- NTP Tanaman Pangan: naik 10,66%
- NTP Peternakan: naik 2,48%
- NTP Pembudidayaan Ikan: naik 2,07%
- NTP Nelayan & Pembudidayaan Ikan: naik 1,88%
(Baca: Tenaga Kerja Pertanian RI Menyusut, Bergeser ke Industri dan Jasa)