PT Pertamina mencatat bahwa realiasi penyerapan solar subsidi membengkak dari kuota yang telah ditetapkan pada Februari 2022. Tercatat, realisasi penyaluran solar subsidi mencapai 2,49 juta kilo liter (kl) pada bulan lalu.
Sementara, kuota solar subsidi yang ditetapkan sebanyak 2,27 juta kl. Ini artinya, realisasi solar subsidi melebihi 10% dari kuota yang ditetapkan.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, realisasi penyaluran solar subsidi yang membengkak dari kuota yang telah ditetapkan terjadi di hampir semua daerah, kecuali di Maluku dan Papua. Di wilayah ini, realisasi solar subsidi baru mencapai 96% dari kuota yang ditetapkan per Februari 2022.
“Dengan koordinasi dengan pemerintah, kami tetap supply sekarang walaupun kondisinya over kuota. Sehingga kami berharap tidak ada antiran atau kelangkaan (solar),” ujar Nicke dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI pada Senin, 28 Maret 2022 lalu.
Adapun, Pertamina memperkirakan bahwa penyaluran solar subsidi bakal membengkak hingga 17 juta kl hingga akhir 2022. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan kuota yang ditetapkan pemerintah yakni hanya sebesar 14 juta kl.
(Baca: BBM Satu Harga Menjangkau 331 Lokasi pada 2021)