Menurut data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki cadangan minyak bumi dan kondensat terbukti sebesar 2.245,18 juta stok barel (million stock tank barrels/MMSTB) pada 2021.
Cadangan minyak bumi dan kondensat terbukti paling banyak berada di Jawa Timur. Sedangkan cadangan terbukti di wilayah lainnya lebih kecil seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Cadangan Gas Bumi Terbesar Indonesia Ada di Maluku dan Papua)
Indonesia juga memiliki cadangan minyak bumi dan kondensat potensial sebesar 698,21 MMSTB, serta cadangan ekspektasi 1.003,82 MMSTB.
Namun, cadangan potensial dan ekspektasi itu tampaknya belum bisa dimanfaatkan, mengingat kapasitas lifting minyak bumi nasional yang terus menurun.
Berdasarkan laporan Kementerian ESDM, pada 2022 realisasi lifting minyak bumi Indonesia mencapai 612.000 barel per hari (barrel per day/BPD). Angka tersebut turun dibanding 2021, sekaligus menjadi level terendah dalam tiga belas tahun terakhir. Hal serupa juga terjadi pada lifting gas bumi.
Menurut Hageng Suryo Nugroho, Tenaga Ahli Bidang Energi Kantor Staf Presiden (KSP), lifting minyak dan gas (migas) Indonesia menurun karena dipengaruhi kondisi lapangan migas dan fasilitas produksi yang sudah tua.
"Seharusnya sudah ada lapangan-lapangan minyak baru yang dibuka untuk meningkatkan capaian produksi. Namun karena membutuhkan investasi yang sangat besar, maka yang bisa dilakukan hanya memaksimalkan lapangan yang masih ekonomis untuk diproduksi," kata Hageng dalam siaran pers di situs resmi KSP (13/10/2022).
"Pemerintah saat ini menjajaki metode pengeboran sumur dalam, mencapai 3.000 feet, untuk mencari cadangan minyak yang lebih besar. Metode unconventional drilling ini membutuhkan teknologi yang presisi sehingga membutuhkan biaya tiga kali lipat lebih tinggi," kata Hageng.
Kendati butuh banyak biaya, pengeboran migas di Indonesia tampaknya masih akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, selama periode 2017-2022 realisasi investasi di sektor migas tetap tinggi, bahkan cenderung meningkat.
(Baca: Indonesia Jadi Lahan Megaproyek Migas Terbesar di ASEAN)