Lifting Migas Indonesia Turun pada 2022, Terendah dalam 13 Tahun

Energi
1
Adi Ahdiat 23/02/2023 12:20 WIB
Realisasi Lifting Minyak dan Gas Bumi Indonesia (2010-2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan laporan Kementerian ESDM, pada 2022 realisasi lifting minyak bumi Indonesia mencapai 612.000 barel per hari (barrel per day/BPD).

Kemudian lifting gas bumi pada 2022 mencapai 955.000 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/BOEPD).

Realisasi lifting minyak dan gas (migas) tersebut turun dibanding 2021, sekaligus menjadi level terendah dalam 13 tahun terakhir seperti terlihat pada grafik.

Menurut Hageng Suryo Nugroho, Tenaga Ahli Bidang Energi Kantor Staf Presiden (KSP), lifting migas Indonesia menurun karena dipengaruhi kondisi lapangan migas dan fasilitas produksi yang sudah tua.

"Seharusnya sudah ada lapangan-lapangan minyak baru yang dibuka untuk meningkatkan capaian produksi. Namun karena membutuhkan investasi yang sangat besar, maka yang bisa dilakukan hanya memaksimalkan lapangan yang masih ekonomis untuk diproduksi," kata Hageng dalam siaran pers di situs resmi KSP (13/10/2022).

(Baca: Indonesia Jadi Lahan Megaproyek Migas Terbesar di ASEAN)

Hageng menyatakan pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya untuk menaikkan lifting migas, salah satunya dengan menambah pengeboran sumur secara masif di sekitar lapangan migas yang sudah ada.

"Pemerintah saat ini menjajaki metode pengeboran sumur dalam, mencapai 3.000 feet, untuk mencari cadangan minyak yang lebih besar. Metode unconventional drilling ini membutuhkan teknologi yang presisi sehingga membutuhkan biaya tiga kali lipat lebih tinggi," kata Hageng.

Kendati butuh banyak biaya, pengeboran migas di Indonesia tampaknya masih akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, selama periode 2017-2022 realisasi investasi di sektor migas tetap tinggi, bahkan cenderung meningkat.

Saat ini Indonesia juga memiliki 4 proyek eksplorasi migas besar yang melibatkan investor dari dalam dan luar negeri, seperti Pertamina, Chevron, British Petroleoum, dan Inpex Corporation.

"Masih ada 70 potensi cekungan (migas) yang belum dieksplorasi untuk ditawarkan kepada investor," kata Kementerian ESDM dalam Reviu Informasi Strategis Energi dan Mineral Harian 22 September 2022.

(Baca: RI Punya 4 Proyek Migas Besar sampai 2027, Ini Nilai Investasinya)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua