Konflik antara Iran dan Israel yang meletus pada April 2024 berisiko memicu kenaikan harga minyak dunia.
Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji.
(Baca: Ini Deretan Konflik Timur Tengah yang Guncang Pasar Minyak Global)
"Menurut kami (harga minyak bisa naik) sekitar US$5-10 per barel. Untuk naik ke US$100 per barel bisa terjadi," kata Tutuka, dilansir Katadata, Selasa (16/4/2024).
Berdasarkan data Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), Iran memang merupakan produsen minyak besar di skala global.
OPEC mencatat, sepanjang 2022 Iran mampu memproduksi minyak mentah sekitar 2,55 juta barel per hari.
Angka tersebut setara 3,5% dari total produksi minyak global, menjadikan Iran sebagai negara penghasil minyak terbesar ke-9 di dunia.
Negara lain yang masuk jajaran top 10 adalah Amerika Serikat, Arab Saudi, Rusia, Irak, China, Uni Emirat Arab, Brasil, Kuwait, dan Norwegia seperti terlihat pada grafik.
Jika digabungkan, 10 negara tersebut menguasai sekitar 74% produksi minyak global pada 2022.
(Baca: Rusia dan China, Pemasok Senjata Utama Iran)