Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Seluma, Bengkulu, mencapai Rp145.229 per kapita per bulan pada tahun 2024. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 3,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat Seluma, porsi pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi cukup signifikan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp153.989. Artinya, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mengambil sebagian besar dari total pengeluaran tersebut, menunjukkan prioritas konsumsi pada sektor ini. Sementara itu, pengeluaran untuk rokok dan tembakau sebesar Rp156.852 per kapita per bulan juga menunjukkan alokasi dana yang cukup besar untuk konsumsi non-primer.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kab. Indramayu | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Seluma mengalami fluktuasi. Setelah mengalami kenaikan dari tahun 2018 hingga 2020, terjadi penurunan pada tahun 2021, kemudian melonjak tajam pada tahun 2022 sebelum akhirnya kembali sedikit mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2022 dengan pertumbuhan 51,9%, sebuah anomali yang perlu dianalisis lebih lanjut faktor penyebabnya.
Pengeluaran masyarakat Seluma secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan yang bervariasi. Data rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan menunjukkan peningkatan, sementara data rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan justru mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran alokasi pengeluaran masyarakat.
Dalam skala provinsi, Kabupaten Seluma berada di urutan ke-8 dari 10 kabupaten/kota di Bengkulu dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi pada tahun 2024. Peringkat ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi makanan dan minuman jadi di Seluma masih berada di bawah rata-rata dibandingkan dengan daerah lain di provinsi tersebut. Secara nasional, Seluma menempati peringkat 384.
Berdasarkan data BPS, konsumsi bukan makanan di Kabupaten Seluma menempati urutan ke-7 di Provinsi Bengkulu. Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain, konsumsi bukan makanan di Seluma relatif lebih rendah dibandingkan Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko, tetapi lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kaur.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Seluma mengalami sedikit penurunan. Namun, jika dibandingkan dengan lima tahun terakhir (2018-2022), terlihat adanya peningkatan secara keseluruhan, meskipun dengan fluktuasi tahunan. Data ini menunjukkan bahwa tren konsumsi makanan dan minuman jadi di Seluma cenderung stabil dalam jangka panjang.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di DKI Jakarta 2015 - 2024)
Pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Seluma terjadi pada tahun 2022. Sementara itu, pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2021, yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi atau sosial tertentu yang terjadi pada saat itu. Dibandingkan dengan kondisi 10 tahun terakhir, pola fluktuasi ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Seluma sangat responsif terhadap perubahan kondisi ekonomi dan sosial.
Perbandingan dengan Kabupaten/Kota Lain: Kota Bengkulu: Nilai pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi pada tahun 2024 mencapai Rp253.322, mengalami pertumbuhan 10,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Bengkulu menduduki peringkat pertama di provinsi Bengkulu. Kabupaten Mukomuko: Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mencapai Rp183.733 dengan pertumbuhan 5,5%. Kabupaten Mukomuko berada di urutan kedua di provinsi. Kabupaten Rejang Lebong: Tercatat pengeluaran sebesar Rp166.846, namun mengalami penurunan 1,1%. Kabupaten Rejang Lebong berada di urutan ketiga. Kabupaten Bengkulu Tengah: Pengeluaran tercatat Rp164.777, turun 4,9%. Kabupaten Bengkulu Tengah berada di urutan keempat. Kabupaten Bengkulu Utara: Mencatat pengeluaran Rp161.168, turun 11,3%. Kabupaten Bengkulu Utara berada di urutan kelima.
Kota Bengkulu
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Bengkulu menunjukkan angka yang fantastis, mencapai Rp1.312.289 pada tahun 2024. Angka ini mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 48,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan nilai tersebut, Kota Bengkulu menduduki peringkat pertama se-kabupaten/kota di provinsi Bengkulu. Tingginya pengeluaran ini menggambarkan tingkat konsumsi barang dan jasa non-primer yang tinggi di kalangan masyarakat Kota Bengkulu.
Kabupaten Mukomuko
Kabupaten Mukomuko menunjukkan tren positif dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan. Pada tahun 2024, besar pengeluaran mencapai Rp835.011, meningkat 25,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, Mukomuko menduduki peringkat pertama se-kabupaten/kota di provinsi Bengkulu untuk kategori ini. Peningkatan ini mencerminkan adanya peningkatan daya beli masyarakat Mukomuko terhadap kebutuhan pangan.
Kabupaten Bengkulu Utara
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Bengkulu Utara mengalami penurunan sebesar 6,9%. Pada tahun 2024, pengeluaran tercatat sebesar Rp1.279.655, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.375.065. Meskipun demikian, Bengkulu Utara tetap menduduki peringkat ketiga se-kabupaten/kota di provinsi Bengkulu. Penurunan ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kabupaten Bengkulu Selatan
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Bengkulu Selatan menunjukkan pertumbuhan yang moderat sebesar 4,9%. Pada tahun 2024, pengeluaran mencapai Rp544.604, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp519.251. Dengan pertumbuhan ini, Bengkulu Selatan menduduki peringkat keempat se-kabupaten/kota di provinsi Bengkulu. Pertumbuhan ini mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi barang dan jasa non-primer di kalangan masyarakat Bengkulu Selatan, meskipun tidak sebesar kabupaten/kota lainnya.