Vo Van Thuong, Presiden Vietnam, mengundurkan diri dari jabatannya setelah dipecat oleh Partai Komunis yang berkuasa karena pelanggaran yang tidak disebutkan secara detail.
Parlemen menunjuk Wakil Presiden Vo Thi Anh Xuan sebagai pelaksana tugas presiden, pada Kamis (21/3/2024). Masa jabatan presiden, seperti semua jabatan tinggi lainnya, akan berakhir pada tahun 2026, namun partai ini sepertinya akan lebih memilih presiden permanen untuk dua tahun ke depan.
Mengutip Reuters dari Katadata, pengunduran diri paksa presiden kedua ini terjadi hanya dalam waktu satu tahun terakhir di tengah-tengah intrik politik yang terus-menerus.
Gonjang-ganjing politik ini membuat para investor asing gelisah karena mereka telah menginvestasikan ratusan miliar dolar, sebagian besar di pabrik-pabrik yang mengekspor ke Amerika dan Eropa.
Vo Van Thuong dipandang sebagai bintang yang sedang naik daun, anggota termuda dari Politbiro partai yang berkuasa, dan merupakan anak didik dari ketua partai Nguyen Phu Trong. Kejatuhannya terjadi secara mendadak, sama seperti kebangkitannya dari posisi yang relatif rendah di jajaran partai.
Setelah setahun menjabat, bagaimana pertumbuhan ekonomi Vietnam di bawah kendali Vo Van Thuong?
Berdasarkan data Trading Economics, pertumbuhan ekonomi Vietnam pada kuartal I 2023, saat Thuong baru menjabat pada Maret 2023, sebesar 3,41% (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan itu turun 2,51 poin persen dari kuartal akhir 2022 yang sebesar 5,92%.
Selanjutnya pada kuartal II 2023 pertumbuhan naik tipis 0,84 poin persen menjadi 4,25% (yoy).
Kuartal-kuartal selanjutnya pertumbuhan konsisten naik menjadi 5,47% (yoy) pada kuartal III 2023 dan 6,72% pada kuartal IV 2023.
(Baca juga: Daftar Negara yang Masuk Jurang Resesi, Bagaimana Pertumbuhan Ekonominya?)