Tim Cook, CEO Apple Inc, menyambangi Indonesia pada Rabu (17/4/2024). Ia bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, untuk menyampaikan tujuannya membangun Apple Developer Academy keempat di Bali.
Mereka berinvestasi total Rp1,6 triliun sejak membangun Apple Developer Academy pada 2018.
“Investasi untuk tiga Apple Developer Academy Rp1,2 triliun. Jika ditambah satu lagi di Bali, maka menjadi Rp1,6 triliun,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika atau Kominfo Budi Arie Setiadi kepada Katadata, Rabu (17/4/2024).
Apple Developer Academy di Indonesia tersebar di empat daerah, di antaranya di Bina Nusantara (Binus) BSD, Tangerang; Universitas Ciputra di Surabaya; Infinite Learning di Batam; dan di Bali.
Budi juga membahas potensi pendirian Apple Store di Indonesia. Ia menyampaikan Apple masih mempertimbangkan.
“Yang lain-lain mereka sedang pertimbangkan. Tapi dari komitmen dan keseriusan, mereka berharap Indonesia terlibat proses produksi dan pengembangan lebih lanjut,” ujar Budi.
Pada hari yang sama, Tim Cook juga melawat ke Singapura. Bahkan dua hari sebelumnya, Senin (15/4/2024), bos perusahaan asal Amerika Serikat itu pun mengunjungi Vietnam.
Jika dilihat, ada perbedaan nilai investasi terhadap tiga negara kelompok ASEAN tersebut.
(Baca juga: Peta Pasar Produk Apple, Asia-Pasifik Hanya Sumbang 8%)
Berdasarkan data yang dihimpun Katadata, Apple menggandakan investasi pabrik di Vietnam sejak 2019 menjadi total 400 triliun dong atau sekitar Rp256,5 triliun. Perusahaan ini sudah menjejakkan kaki di Vietnam lebih dari satu dekade dan sudah menciptakan lebih dari 200 ribu lapangan kerja.
Perusahaan pembuat gawai iPhone ini memiliki 26 pemasok dengan 28 pabrik di Vietnam, menurut daftar 2022. Sebagian besar berlokasi di bagian utara, sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rantai pasok yang ada di Cina selatan.
Selain itu, Apple juga bekerja sama dengan organisasi-organisasi lokal untuk memasok air bersih dan energi bersih di sekolah-sekolah di perdesaan Vietnam.
Sementara itu, investasi di Singapura dikalkulasikan lebih dari US$250 juta atau sekitar Rp4 triliun. Modal itu untuk mengembangkan kampus Apple di Ang Mo Kio yang bakal diperluas dan menggunakan energi terbarukan secara penuh.
Perluasan dan peningkatan fasilitas atau laboratorium kampus berujuan mendapatkan sertifikasi LEED Gold.
Perusahaan yang dibentuk mendiang Steve Jobs ini membuka fasilitas pertama di Singapura pada 1981 dengan 72 karyawan yang berfokus pada Apple II. Pengembangan terus dilakukan hingga mencakup lebih dari 3.600 tim.
Fasilitas tersebut berfungsi sebagai pusat operasional Apple, serta berperan dalam pengembangan perangkat lunak alias software, hardware, layanan, dan dukungan.
(Baca Katadata: Perbandingan Investasi Apple di Vietnam, Singapura, Indonesia)