Survei Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kinerja penjualan ritel atau eceran menguat pada Maret 2022 dibanding bulan sebelumnya.
Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang mencapai level 205,3 per Maret 2022, tumbuh 2,6% dari level 200 pada Februari 2022 (month-to-month/m-to-m).
Pertumbuhan ini merupakan yang pertama kalinya terjadi sejak awal 2022. Sebelumnya, pada Januari 2022 kinerja penjualan eceran turun 3,1% (m-to-m). Begitu pula pada Februari juga terkontraksi 4,5% (m-to-m).
Menurut BI, pertumbuhan penjualan eceran pada Maret 2022 dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pelonggaran pembatasan kegiatan, kasus Covid-19 yang melandai, serta dimulainya persiapan bulan Ramadan.
(Baca: Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Naik 4,34% pada Kuartal I 2022)
Peningkatan penjualan eceran terjadi pada sebagian besar kelompok, terutama kelompok suku cadang dan aksesoris yang tumbuh 12,1% (m-to-m), perlengkapan rumah tangga lainnya tumbuh 7,4% (m-to-m), serta subkelompok sandang tumbuh 4,6% (m-to-m).
Adapun secara tahunan, kinerja penjualan eceran tercatat tetap tumbuh tinggi sebesar 9,3% (year-on-year/yoy), meskipun melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 12,9% (yoy).
Penjualan eceran tercatat tumbuh melambat secara tahunan pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, makanan, minuman dan tembakau, serta subkelompok sandang.
Di sisi lain, penjualan kelompok peralatan informasi dan komunikasi tercatat mengalami penurunan secara tahunan.
Secara spasial, penjualan eceran bulanan tercatat tumbuh paling tinggi di Kota Semarang (termasuk Purwokerto), yaitu tumbuh 47,9% (m-to-m). Kemudian diikuti Manado 30,5% (m-to-m) dan Makassar 7,1% (m-to-m).
Sementara itu, penjualan eceran tercatat melambat di Kota Surabaya 22,1% dan Denpasar 2,4% secara tahunan (yoy). Penjualan pun tercatat menurun di Kota Banjarmasin -1,4% (yoy).
(Baca Juga: Survei BI: Harga Barang Eceran Diprediksi Naik pada Mei 2022)