Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter. Insiden ini diumumkan media internasional pada Senin (20/5/2024).
"Ebrahim Raisi dipastikan tewas setelah helikopter yang ditumpanginya jatuh saat cuaca buruk," dikutip dari pemberitaan Al Jazeera (20/5/2024).
Menurut Al Jazeera, hingga saat ini belum ada informasi resmi tentang penyebab kecelakaan tersebut.
Mereka hanya menyatakan bahwa helikopter yang mengangkut Presiden Iran ini hancur dan terbakar.
Berdasarkan konstitusi Iran, jika presiden mereka meninggal, wakil presiden akan mengambil alih pemerintahan. Kemudian pemilu presiden baru akan digelar dalam waktu 50 hari.
"Kami meyakinkan pelayanan pemerintah akan terus berlanjut dengan semangat Pemimpin Agung Raisi yang tak kenal lelah," kata perwakilan pemerintah Iran, dilansir Al Jazeera (20/5/2024).
Ebrahim Raisi menjabat sebagai Presiden Iran sejak Agustus 2021. Adapun dalam masa kepemimpinannya pengangguran di Iran tercatat berkurang.
Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF), pada 2023 tingkat pengangguran Iran mencapai 9%, rekor terendah dalam dua dekade terakhir.
Sebelumnya, pada era kepresidenan Mahmoud Ahmadinejad (2005-2013) tingkat pengangguran Iran berada di kisaran 10-13%.
Kemudian pada masa kepemimpinan Hassan Rouhani (2014-2021) tren penganggurannya mulai turun ke bawah 10%, dan lanjut menyusut pada era Ebrahim Raisi (2022-2023) seperti terlihat pada grafik.
Kendati begitu, rezim Presiden Ebrahim Raisi tak sempurna.
Salah satu contohnya, menurut Reporters Without Borders (RSF), saat ini Iran masih menjadi salah satu negara yang paling mengekang kebebasan pers.
Sampai 2023 skor indeks kebebasan pers Iran hanya 24,81 dari 100, menempatkan mereka di peringkat ke-177 dari 180 negara.
(Baca: Iran Punya Cadangan Minyak Terbesar ke-3 di Dunia)