Menurut data Kemenparekraf, produk domestik bruto (PDB) sektor ekonomi kreatif Indonesia terus meningkat usai pandemi Covid-19 melanda tahun 2020.
Pada 2022, nilai PDB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku sudah mencapai Rp1.280 triliun atau Rp1,28 kuadriliun, memecahkan rekor tertinggi baru.
Kendati begitu, pada 2022 sektor ekonomi kreatif hanya berkontribusi 6,54% terhadap nilai total PDB nasional.
Kontribusinya menurun dibanding 2021, serta mencapai level terendah sejak 2010 seperti terlihat pada grafik.
Sampai hari ini (25/4/2024) Kemenparekraf belum merilis data resmi PDB ekonomi kreatif tahun 2023. Namun, Menparekraf Sandiaga Uno sempat menyebut nilainya sudah naik lagi.
"Ekonomi kreatif kita terus meningkat dari segi persentase terhadap PDB Indonesia yang tahun ini (2023) tumbuh dengan kuat," kata Sandiaga Uno dalam selebrasi Hari Ekonomi Kreatif Nasional tahun lalu, dilansir Antara (24/10/2023).
"(Nilai PDB ekonomi kreatif 2023) melampaui angka Rp1.300 triliun dan lebih dari 22 juta lapangan kerja telah diciptakan," katanya.
Kemenparekraf mengukur PDB ekonomi kreatif dari nilai barang dan jasa di 16 subsektor industri, yaitu:
- Arsitektur
- Desain interior
- Desain komunikasi visual
- Desain produk
- Film
- Fotografi
- Kriya
- Kuliner
- Musik
- Fashion
- Aplikasi dan game developer
- Penerbitan
- Periklanan
- Televisi dan radio
- Seni pertunjukan
- Seni rupa
Kemenparekraf belum merilis data nilai PDB terbaru di masing-masing subsektor. Namun, menurut Sandiaga Uno, yang berkontribusi paling besar adalah kuliner, fashion, dan kriya.
Sandiaga menyatakan, tiga subsektor itu menyumbang 75% terhadap nilai PDB ekonomi kreatif nasional pada 2023.
(Baca: Ini Jumlah Pekerja Ekonomi Kreatif di Indonesia, Terbanyak dari Kuliner)