Bank Dunia memprediksi harga komoditas energi fosil, termasuk batu bara, akan menurun sampai 2024 seiring dengan melambatnya ekonomi global.
"Setelah melonjak 60% pada tahun 2022, harga energi diproyeksikan turun 11% pada 2023 dan turun lagi 12% pada 2024," kata Bank Dunia dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi Oktober 2022.
"Prospek ini terutama didorong pertumbuhan ekonomi global yang melambat, permintaan gas alam yang melemah karena rumah tangga dan industri mengurangi konsumsi, serta respons suplai terutama batu bara," lanjutnya.
Bank Dunia memperkirakan rata-rata harga batu bara Australia pada 2022 berada di level US$320/ton. Namun, harganya diprediksi turun ke level US$240/ton pada 2023, kemudian menjadi US$212,3/ton pada 2024.
Kendati melemah, harga batu bara dua tahun ke depan diprediksi tetap lebih tinggi setidaknya 50% di atas rata-rata masa pra-pandemi.
"Harga energi tinggi akan terus berlanjut dan berdampak pada inflasi, seperti tingginya biaya transportasi dan tarif listrik untuk bisnis," kata Bank Dunia.
"Harga energi yang tinggi sudah menyebabkan penutupan beberapa industri padat energi, seperti industri pupuk dan pabrik kimia, serta mempengaruhi sektor manufaktur," lanjutnya.
(Baca: Gara-gara OPEC, Harga Minyak Dunia Bisa Naik Lagi sampai 2023)