Ekonomi dunia sedang menghadapi prospek yang semakin suram dan tidak pasti. Hal ini membuat Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2022.
Dalam laporan World Economic Outlook 2022 edisi Juli, ekonomi dunia tahun ini diramal hanya tumbuh 3,2% (year-on-year/yoy), atau lebih rendah 0,4% dari perkiraan pada April 2022 lalu.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini bahkan hampir separuh dari realisasi pertumbuhan tahun lalu, yakni tumbuh 6,1% (yoy). Tak hanya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2022, IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 sebesar 0,7 poin persentase, menjadi 2,9% (yoy).
Hal yang sama juga terjadi pada ekonomi negara maju yang diramal tumbuh melambat dari 5,2% pada 2021 menjadi 2,5% pada 2022. Lalu, pertumbuhannya kembali melambat menjadi 1,4% pada tahun depan.
Sementara, ekonomi negara berkembang diproyeksikan tumbuh 3,6% pada 2022, melambat dari tahun lalu yang tumbuh 6,8%. Sedangkan tahun depan, pertumbuhan ekonomi negara berkembang diramal membaik menjadi 3,9%.
IMF menilai, pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19 bersifat tentatif. Saat ini risiko makin menjadi dan membuat perkembangan ekonomi makin suram.
"Pemulihan tentatif pada tahun 2021 diikuti oleh perkembangan yang semakin suram pada tahun 2022", tulis IMF dalam laporannya.
Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan di seluruh dunia terutama di Amerika Serikat dan ekonomi utama Eropa juga memicu pengetatan di sektor keuangan.
Selain itu, ada perlambatan ekonomi di China yang disebabkan oleh peningkatan kembali kasus Covid-19. Hal itu menyebabkan pemerintah kembali menerapkan penguncian sementara aktivitas di negara tersebut.
Selain itu, perang antara Rusia dengan Ukraina yang membuat harga pangan dan energi dunia naik tinggi. Kondisi ini juga membuat bank sentral di dunia menaikkan suku bunga acuannya cukup tajam.
(Baca Juga: ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Jadi 5,2%)