Pada Sabtu (7/10/2023), kelompok militan Palestina, Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah (Hamas), meluncurkan serangan roket ke wilayah Israel.
"Hamas menyatakan mereka meluncurkan 5.000 roket saat serangan awal. Sedangkan pihak militer Israel mengatakan ada 2.500 roket yang ditembakkan," kata Al Jazeera, Sabtu (7/10/2023).
Pada Minggu (8/10/2023), pemerintah Israel pun mendeklarasikan perang dan langsung membalas serangan.
"Angkatan Udara Israel menggempur Gaza dengan serangan udara pada Minggu malam, sebagai upaya menghancurkan kekuatan kelompok teroris Hamas," kata The Times of Israel, Senin (9/10/2023).
(Baca: Daftar Negara Pemasok Senjata untuk Israel, AS Teratas)
Dalam sedekade terakhir, Israel tercatat mendapat pasokan senjata dari Amerika Serikat (AS), Jerman, Kanada, dan Italia.
Sementara Palestina tercatat mendapat kiriman senjata dari Yordania, Rusia, dan Korea Utara.
Menurut data yang dihimpun Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), selama periode 2010-2022 ada 4 kontrak pengiriman senjata dari Yordania ke Palestina yang dilaporkan secara publik.
Kontrak itu berisi kesepakatan pengiriman kendaraan pengangkut pasukan militer tipe Armoured Personnel Carrier (APC) dan Armored Protected Vehicles (APV).
SIPRI tidak menemukan berapa nilai kontraknya. Namun, SIPRI menyebut pengiriman kendaraan militer dari Yordania itu didanai dari bantuan AS dan Uni Eropa.
Kendati jumlah kontrak pengirimannya paling banyak dibanding negara lain, kendaraan militer kiriman Yordania itu hanya sedikit, yakni sekitar 26 unit.
Jika dilihat dari jumlah kirimannya, Palestina pernah mendapat lebih banyak kendaraan perang dari Rusia.
SIPRI mencatat, Rusia memiliki 1 kontrak pengiriman bantuan senjata ke Palestina pada 2010. Pengiriman ini berisi 50 unit kendaraan perang berupa panser tipe BTR-70 dalam kondisi bekas (second hand).
Kemudian pada 2014, Korea Utara tercatat memiliki 1 kontrak pengiriman peluru kendali anti-tank spesifik untuk Hamas, dengan kuantitas 25 unit.
Ada juga 3 kontrak pengiriman lain periode 2010-2011 yang spesifik ditujukan untuk Hamas, isinya 35 unit peluru kendali anti-tank, dan 100 unit alat peluncur misil tipe shoulder-fired surface-to-air missile (SAM).
Namun, 3 kontrak itu tidak diketahui negara asalnya secara pasti. Di basis datanya SIPRI hanya mencatat, "Pemasoknya kemungkinan adalah Iran."
(Baca: Belanja Militer Israel Terbesar ke-2 di Timur Tengah, Bagaimana Palestina?)