Asian Development Bank (ADB) dalam laporan Developing Asia's Outlook September 2020, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara berkembang di kawasan Asia sebesar -0,7% pada 2020. Kontraksi ini merupakan pertama kalinya sejak 1960-an atau enam dekade terakhir. Namun, pada tahun depan ekonomi pertumbuhannya diproyeksikan melesat menjadi positif 6,8%.
Sementara itu, tanpa memasukkan negara industri baru (newly industrialized economies), pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia sebesar -0,5% tahun ini. Negara ini mencakup Hongkong, Korea Selatan, Singapura, dan Taipei. Pada 2021, pertumbuhannya diproyeksikan positif 7,2%. (Baca: Tiga Negara Topang Pertumbuhan Ekonomi ASEAN Selama 2015-2019)
ADB menyatakan pertumbuhan ekonomi Asia akan pulih dengan tipe kurva L atau kurva "swoosh" atau logo Nike, bukan kurva V. Pertumbuhan kurva "swoosh" berarti setelah ekonomi jatuh, memerlukan waktu yang lama agar kembali pulih sebagaimana kondisi sebelum pandemi. Sementara kurva L mengindikasikan ketika ekonomi jatuh pemulihannya lambat bahkan tak bisa melenting seperti semula.