World Bank kembali memberi proyeksi pertumbuhan ekonomi atau PDB riil sejumlah negara dunia pada laporan Global Economic Prospects, Selasa (9/1/2024).
Indonesia diestimasikan mengantongi rerata pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 5% pada 2023—naik tipis 0,1% dari proyeksi Juni 2023. Angka estimasi itu turun 3 persen poin dari pertumbuhan sebelumnya sebesar 5,3% pada 2022.
Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 Indonesia sebesar 4,9%. Angka itu sama dengan proyeksi untuk 2025.
Di kawasan ASEAN, hanya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksilan melambat pada 2024. Negara-negara lainnya diproyeksikan meningkat pada rentang 0,2-0,4% pada 2024.
(Baca juga: Proyeksi Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat pada 2024)
Kamboja, contohnya, diestimasikan mengantongi pertumbuhan tahunan sebesar 5,4% pada 2023. World Bank memproyeksikan pertumbuhan negara ini naik 0,4 poin persen pada 2024, menjadi 5,8%. Sementara pada 2025 Kamboja diproyeksikan mendapat pertumbuhan sebesar 6,1%—proyeksi tertinggi di kawasan ASEAN.
Begitu juga dengan Timor Leste yang pertumbuhannya diestimasikan sebesar 2,4% pada 2023. Adapun proyeksinya mencapai 3,5% pada 2024 dan 4,3% pada 2025.
Namun untuk proyeksi 2025 ada juga negara lain yang diprediksi melambat, yakni Malaysia dan Thailand.
Malaysia diestimasikan mendapat pertumbuhan sebesar 3,9% pada 2023. Selanjutnya diproyeksikan mendapat 4,3% pada 2023. Namun, pertumbuhannya diprediksi menurun menjadi 4,2% pada 2025.
Sementara Thailand, diestimasikan sebesar 2,5% pada 2023. World Bank memproyeksikan pertumbuhannya sebesar 3,2% pada 2024, tetapi turun tipis menjadi 3,1% pada 2025.
Myanmar menjadi negara dengan pertumbuhan terkecil, yakni 1% pada 2023 dan 2% untuk proyeksi 2024. World Bank belum mempublikasikan proyeksi pertumbuhan Myanmar untuk 2025.
World Bank memperkirakan pertumbuhan global menjadi 2,6% pada 2023. Angka ini lebih tinggi 0,5 poin persen dari perkiraan bulan Juni lalu, sebab adanya pertumbuhan yang lebih baik dari perkiraan di Amerika Serikat.
Pertumbuhan global diperkirakan akan melambat lagi, menjadi 2,4% pada 2024. World Bank menilai perlambatan ini mencerminkan melemahnya pasar tenaga kerja, berkurangnya penyangga tabungan, berkurangnya permintaan jasa yang terpendam, dampak lambat dari pengetatan moneter, dan konsolidasi fiskal.
"Selama tahun 2020-2024, perkiraan tersebut menunjukkan awal terlemah dalam satu dekade pertumbuhan global sejak tahun 1990an—periode lain yang ditandai dengan ketegangan geopolitik dan resesi global," tulis World Bank dalam laporannya.
Pertumbuhan global diproyeksikan meningkat hingga 2,7% pada 2025, seiring dengan terus melambatnya inflasi, penurunan suku bunga, dan pertumbuhan perdagangan yang menguat.
(Baca juga: Proyeksi IMF, Pertumbuhan Ekonomi ASEAN Cerah pada 2024)