Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, perekonomian Papua menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp235,34 triliun pada tahun 2021.
Jika diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi Papua tumbuh 15,11% menjadi Rp158,61 triliun pada tahun 2021 dibanding tahun sebelumnya. Capaian tersebut jauh di atas pertumbuhan tahun 2020 yang hanya 2,39%, sekaligus menjadi capaian pertumbuhan tertinggi dalam 1 dekade terakhir.
Dari sisi lapangan usaha, kontribusi terbesar PDRB Papua tahun 2021 datang dari sektor pertambangan dan penggalian yakni 36,84%. Diikuti sektor konstruksi sebesar 13,8%, dan sektor pertanian sebesar 10,8%.
Sektor pertambangan dan penggalian mencatatkan pertumbuhan sangat signifikan, yakni sebesar 40,80% sepanjang tahun 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sektor yang mengalami pertumbuhan terbesar lainnya adalah real estat yang mencapai 7,04%, serta pengadaan listrik dan gas sebesar 5,77%.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi sektor pengeluaran dengan kontribusi terbesar, yakni mencapai 39,66% terhadap PDRB Papua. Setelahnya ada pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 32,43%, serta konsumsi pengeluaran pemerintah sebesar 18,25%.
Komponen ekspor luar negeri mencatat pertumbuhan terbesar, yakni mencapai 105,14% pada tahun lalu. Setelahnya ada komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 18,53%, serta pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) tumbuh 4,95%.
Sebelumnya, PDRB Papua sempat mengalami kontraksi cukup dalam hingga 15,74% pada tahun 2019 terkait dengan turunnya aktivitas pertambangan di provinsi tersebut.
(Baca: Selama 2021, Ekonomi Maluku dan Papua Melesat Hingga 10,09%)