Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) yang diukur menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp695,16 triliun pada 2021.
Jika diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, perekonomian Kaltim tumbuh 2,48% menjadi Rp484,3 triliun sepanjang tahun 2021 dari tahun sebelumnya.
Capaian tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,87%. Kendati demikian, capaian PDRB Kaltim pada 2021 masih lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum terjadinya pandemi Covid-19, yang mampu tumbuh hingga 4,7%.
Dari sisi lapangan usaha, sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi perekonomian Kaltim sepanjang 2021 dengan kontribusi mencapai 45,05%. Sektor penopang terbesar berikutnya adalah sektor konstruksi dengan kontribusi 8,95%, dan sektor pertanian sebesar 8,48%.
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencatat pertumbuhan terbesar, yakni 13,34% sepanjang tahun 2021 dibanding tahun sebelumnya. Sektor yang mencatat pertumbuhan terbesar berikutnya adalah sektor informasi dan komunikasi sebesar 7,96%, dan konstruksi 4,41%.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa menjadi penopang utama perekonomian Kaltim, yakni sebesar 114,02% pada 2021. Namun, angka tersebut dikurangi komponen impor barang dan jasa sebesar 65,36%.
Komponen pengeluaran dengan kontribusi terbesar berikutnya adalah pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 30,24%. Sementara pengeluaran konsumsi rumah tangga hanya berkontribusi 16,61%.
Komponen PMTB mencatat pertumbuhan terbesar, yakni sebesar 8,03% pada tahun 2021 dibanding tahun sebelumnya. Setelahnya ada komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh 2,96%, dan komponen konsumsi pengeluaran rumah tangga tumbuh 1,2%.
Dalam beberapa waktu ke depan pemerintah akan memindahkan pusat pemerintahan dari DKI Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. IKN tersebut terletak di Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang berada 2 kabupaten di Kalimantan Timur, yakni di Kabupaten Paser Penajam Utara dan Kutai Kartanegara.
(Baca Juga: Berapa Luas Wilayah 2 Kabupaten Calon Ibu Kota Nusantara?)