Konstitusi Amerika Serikat (AS) membolehkan warganya untuk memiliki senjata api seperti pistol dan senapan.
Menurut data FBI yang dihimpun organisasi independen SafeHome.org, selama periode 2014-2023 setiap tahunnya ada jutaan pucuk senjata api yang terjual di AS.
Volume penjualannya juga sempat melonjak pada 2020, hingga mencapai 22,68 juta pucuk senjata terjual dalam setahun.
Menurut Rob Gabriele, pakar keamanan dari SafeHome.org, hal tersebut dipengaruhi situasi pandemi dan pemilu.
"Pandemi Covid-19 dan protes keadilan rasial yang meluas di AS meningkatkan kekhawatiran akan keamanan pribadi," kata Gabriele dalam laporan di situsnya, Jumat (28/6/2024).
"Pemilu AS 2020 yang kontroversial dan kekhawatiran akan adanya perubahan aturan pengendalian senjata juga kian memicu peningkatan pembelian," ujarnya.
Berdasarkan tren tersebut, Gabriele memperkirakan penjualan senjata api di AS akan naik lagi pada 2024, seiring dengan berlangsungnya pemilu di sana.
"Ada beberapa alasan untuk meyakini bahwa Pemilu AS 2024 juga akan mendorong peningkatan penjualan senjata, di tengah insiden kekerasan bersenjata yang terus berlanjut, ketidakstabilan ekonomi, dan rencana perubahan aturan," kata Gabriele.
"Rencana Presiden Joe Biden untuk membatasi penggunaan senjata, memperketat pemeriksaan latar belakang pembeli, dan melarang senjata serbu bisa meningkatkan permintaan senjata, karena pembeli mengantisipasi adanya perubahan aturan jika Biden menang periode kedua," lanjutnya.
(Baca: Ada Puluhan Ribu Korban Penembakan di AS Setiap Tahun)