Jumlah penduduk Indonesia yang kemampuan ekonominya menuju kelas menengah—atau aspiring middle class—kian bertambah.
Hal ini terlihat dari data yang dipaparkan Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Rabu (28/8/2024).
(Baca: Populasi Kelas Menengah Indonesia Kian Berkurang)
Bank Dunia mendefinisikan aspiring middle class sebagai kelompok masyarakat yang tidak tergolong miskin atau rentan miskin, tapi kemampuan ekonominya belum mencapai level kelas menengah.
Pada 2019 ada 128,85 juta orang atau 48,20% penduduk Indonesia yang masuk kelompok tersebut.
Setelah itu populasinya bertambah hingga menjadi 137,50 juta orang atau 49,22% dari total penduduk pada 2024.
"[Penduduk menuju kelas menengah] yang 135 juta orang ini mudah untuk di-upgrade menjadi kelas menengah," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.
Berdasar penjelasan BPS, aspiring middle class atau calon kelas menengah memiliki pengeluaran antara 1,5 sampai 3,5 kali lipat dari garis kemiskinan nasional.
Pada Maret 2024 BPS menetapkan nilai garis kemiskinan nasional sebesar Rp582.932 per kapita per bulan.
Artinya, masyarakat Indonesia yang tergolong calon kelas menengah tahun ini memiliki rentang pengeluaran antara Rp874.398 sampai Rp2.040.262 per kapita per bulan.
(Baca: Hanya 17% Penduduk Indonesia yang Masuk Kelas Menengah)