Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp1.674,7 triliun pada Agustus 2023, naik 1,1% dibanding Agustus tahun lalu (year-on-year/yoy).
"Ini artinya kita telah membelanjakan 54,7% dari total pagu anggaran tahun 2023," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/9/2023).
Berdasarkan komponennya, pada Agustus 2023 realisasi belanja pemerintah pusat (BPP) mencapai Rp1.170,8 triliun, terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) serta belanja non-K/L.
Adapun pengeluaran negara terbesar adalah belanja non-K/L yaitu Rp589,1 triliun, jumlahnya turun 2,20% (yoy).
Belanja di pos ini disalurkan untuk pembayaran kompensasi listrik, subsidi dan kompensasi BBM, subsidi LPG 3 kg, program Kartu Prakerja, dan subsidi perumahan.
Sementara itu, realisasi belanja K/L pada Agustus 2023 mencapai Rp581,6 triliun atau naik 0,99% (yoy).
Secara rinci, belanja K/L disalurkan untuk Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI JKN), pengadaan peralatan/mesin, bantuan petani, Program Indonesia Pintar, Program KIP Kuliah, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), bantuan bencana, serta pembangunan infrastruktur.
Kemudian realisasi belanja transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp503,9 triliun, naik 5,2% (yoy).
Adapun per Agustus 2023 pendapatan negara tumbuh 3,2% (yoy) menjadi Rp1.821,9 triliun. Pendapatan yang lebih besar ketimbang belanja ini menjadikan APBN surplus Rp147,2 triliun, atau setara dengan 0,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
(Baca: APBN RI Cetak Surplus Rp147 Triliun per Agustus 2023)