Kebijakan pengetatan moneter yang dilakukan Pemerintah Cina untuk menekan kredit macet diprediksikan akan paling mempengaruhi perekonomian Indonesia pada 2017. Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2017 yang bertajuk Tantangan Menghadapi Risiko Global memprediksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen. Hasil ini belum memperhitungkan risiko dampak global maupun domestik.
Dari skenario risiko dampak global, pengetatan moneter Cina diprediksikan akan paling berpengaruh terhadap perekonomian domestik, yakni mencapai -0,72 persen dari basis line sebesar 5,2 persen. Kebijakan pemerintah Cina untuk mendorong pertumbuhan ternyata menimbulkan risiko gagal bayar (NPL meningkat) dan tidak berkesinambungan. Untuk itu pemerintah Cina mencoba untuk mengendalikan kredit sehingga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi serta aliran investasi Negeri Tirai Bambu ke luar negeri, termasuk ke Indonesia. Sementara terpilihnya Donald Trump dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi -0,41 persen dari base line (target).
Dari skenario risiko dampak domestik, pemangkasan anggaran dan minimnya penerimaan pajak, serta melambatnya kredit perbankan yang diikuti meningkatnya kredit macet juga dapat menghambat perekonomi Indonesia pada 2017. Namun, pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah guna mendorong pertumbuhan serta masuknya aliran dana repatriasi dari amnesti pajak dapat menopang perekonomian domestik.