Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada November 2022 terjadi inflasi (umum) bulanan 0,09% (month-on-month/mom), dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 112,85.
Secara kumulatif sepanjang periode Januari–November 2022 terjadi inflasi sebesar 4,82% (year-to-date/ytd). Sedangkan inflasi tahunan pada November 2022 mencapai 5,42% (year-on-year/yoy).
Jika dirinci, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi tertinggi dibanding komponen lainnya. Secara kumulatif periode Januari-November 2022 inflasi komponen harga diatur pemerintah mencapai 12,51% (ytd) dan inflasi tahunannya pada November 2022 mencapai 13,01% (yoy).
Komponen harga bergejolak secara kumulatif mengalami inflasi 3,3% (ytd) dan secara tahunan 5,7% (yoy). Adapun komponen inti secara kumulatif mengalami inflasi 3,13% (ytd) dan secara tahunan 3,3% (yoy).
(Baca: Inflasi AS Juni 2022 Capai Level Tertinggi dalam 41 Tahun Terakhir)
Jika dilihat dari komponen khusus, selama periode Januari-November 2022 inflasi energi secara kumulatif mencapai 16,8% (ytd) dan secara tahunan 16,85% (yoy) pada November 2022. Kemudian infasi bahan makanan secara kumulatif mencapai 3,46% (ytd) dan secara tahunan 5,68% (yoy).
Berikut rincian andil inflasi tahunan Indonesia pada November 2022 berdasarkan komponennya:
- Inflasi Inti: 2,17%
- Inflasi Komponen Harga Diatur Pemerintah: 2,3%
- Inflasi Komponen Bergejolak: 0,95%
Kemudian ini andil inflasi tahunan Indonesia berdasarkan komponen khusus:
- Inflasi Energi: 1,53%
- Inflasi Bahan Makanan: 1,04%
(Baca: Inflasi Inggris Capai Level Tertinggi dalam 33 Tahun Terakhir)