Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Juli 2023, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di mayoritas negara G7 bakal melemah tahun ini.
G7 atau Group of Seven adalah organisasi internasional yang berisi tujuh negara maju utama dunia, yakni Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang.
Di kelompok tersebut, hanya Jepang yang pertumbuhan ekonominya diprediksi menguat, dari 1% pada 2022 menjadi 1,4% pada 2023.
Sementara, pertumbuhan di negara anggota G7 lainnya diramal turun. Adapun penurunan paling parah diprediksi terjadi pada Jerman, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
"Sekitar 97 persen negara-negara maju diproyeksikan memiliki pertumbuhan ekonomi lebih rendah pada 2023," kata IMF dalam laporannya.
(Baca: Harga Batu Bara Anjlok Semester I 2023, Lebih Murah dari Sebelum Perang)
Melemahnya negara maju diprediksi bakal menyeret turun pertumbuhan ekonomi global, dari 3,5% pada 2022 menjadi 3% pada 2023.
"Negara-negara maju terus memicu penurunan pertumbuhan ekonomi global dari 2022 sampai 2023, dengan kinerja manufaktur yang lebih lemah," kata IMF.
"Turunnya pertumbuhan pada 2023 tak hanya merefleksikan arah permintaan global, tapi juga pergeseran komposisi permintaan ke sektor jasa domestik, mencerminkan efek apresiasi dolar AS, dan meningkatnya hambatan perdagangan," lanjutnya.
Seiring dengan itu, IMF memperkirakan laju inflasi secara global akan cenderung melandai pada 2023.
"Sekitar tiga per empat negara-negara dunia diekspektasikan mengalami penurunan rata-rata inflasi tahunan pada 2023," kata IMF.
"Pengetatan kebijakan moneter diharapkan bisa meredam inflasi, tapi kami memproyeksikan penurunan inflasi pada 2023 utamanya terjadi karena melemahnya harga komoditas internasional," lanjutnya.
(Baca: Harga Minyak Dunia Turun Semester I 2023, Terendah sejak Awal Perang)