Terganggunya pasokan telah memicu harga komoditas pangan dunia meningkat tajam. Hal ini telah berdampak terhadap tingginya inflasi makanan di banyak negara.
Negara-negara anggota G20 pun terkena imbas atas kenaikan harga pangan dunia. Inflasi makanan 11 negara anggota G20 bahkan berada di atas 10% (year on year/yoy).
Turki adalah negara anggota G20 yang paling terdampak atas kenaikan harga pangan dunia. Negara dengan Ibu Kota Istambul ini mencatat inflasi makanan sebesar 93,05% (yoy) pada September 2022. Inflasi ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan anggota G20 lainnya.
Anggota G20 dengan inflasi makanan tertinggi berikutnya adalah Argentina, yakni mencapai 70,6% (yoy) per Juli 2022. Diikuti Jerman dengan inflasi makanan sebesar 15,7% (yoy) per Agustus 2022, Meksiko sebesar 14,22%, Rusia 14,2% (yoy) per Agustus 2022, serta Inggris sebesar 13,1% (yoy) per Agustus 2022.
Sedangkan Arab Saudi merupakan negara anggota G20 dengan inflasi makanan terendah, yaitu hanya 4% (yoy) per Agustus 2022. Setelahnya ada Jepang dengan inflasi makanan sebesar 4,7% (yoy) per Agustus 2022, serta Australia sebesar 5,9% (yoy) per Juni 2022.
Sebagai informasi, invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 telah mendorong kenaikan harga komoditas pangan dan energi dunia. Pasalnya, Rusia dan Ukraina adalah negara eksportir beberapa komoditas pangan di kawasan Eropa sehingga pasokan pangan dari negara tersebut terganggu.
(Baca: Inflasi Makanan Capai 8,25% (YoY) pada Agustus 2022)