Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 21,16 poin atau 0,31% ke level 6.911,732 pada penutupan perdagangan Jumat, 3 Februari 2023.
Penguatan indeks saham ini seiring dengan perekonomian dalam negeri yang relatif stabil.
"(Penguatan indeks saham) lebih ke kinerja emiten dan stabilnya kondisi ekonomi, salah satu faktor stabilnya inflasi." ujar Analis Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya dikutip dari Antara, Jumat (3/2/2023).
Adapun inflasi Indonesia turun menjadi 5,28% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Januari 2023, dari sebelumnya 5,51% yoy pada Desember 2022.
Selain itu, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga menguat menjadi 51,3 pada Januari 2023, atau naik 0,4 poin dari level sebelumnya 50,9 pada Desember 2022.
Dari eksternal, menurut William, arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) sudah cenderung dovish, dengan hanya menaikkan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin.
Ketua The Fed Jerome Powell mengakui bahwa inflasi mulai mereda, namun, terlalu dini untuk menyatakan menang melawan inflasi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), frekuensi perdagangan saham hari ini sebanyak 1,23 juta kali transaksi.
Total saham yang berpindah tangan mencapai 21,29 miliar lembar, dengan nilai transaksi mencapai Rp10,49 triliun.
Emiten berkode DEWI menjadi top gainer dengan penguatan 24,35%. Diikuti ALKA dan OMRE yang menguat masing-masing 21,05% dan 19,87%.
Adapun emiten top loser hari ini antara lain ISAP terkontraksi 9,46%, diikuti MGLV dan INPS yang melemah masing-masing 8,62% dan 6,94%.
Meski indeks saham menguat, namun mayoritas saham hari ini ditutup stagnan. Rinciannya 318 saham stagnan, 275 saham melemah, dan 246 saham menguat.
(Baca: IHSG Kembali Menguat Kendati Tingkat Bunga The Fed Naik Lagi (Kamis, 2 Februari 2023))