Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Selasa (14/1/2025) pukul 09.22 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 6 kali.
Melansir informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati mencapai 500 meter di atas puncak atau 1.923 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7,2 milimeter dan durasi 32 detik.
(Baca: 10 Daerah dengan Kualitas Udara Paling Bersih di Indonesia, Kabupaten Tuban Posisi Nomor 1 Pagi Ini)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level II (Waspada). Pengamatan kegempaan pada 14 Januari 2025 pukul 00.00-23.59 WITA menunjukkan terjadi 19 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1-3,8 milimeter dan lama gempa 19-31 detik.
Kemudian, 4 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 1,6-7,8 milimeter s-p 1,1-1,7 detik dan lama gempa 14-19 detik serta 2 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 4,6-38,4 milimeter s-p 3,3-3,9 detik dan lama gempa 24-70 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 315 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (188 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 1 kali.
(Baca: Kualitas Udara Banten Jumat Pagi (10/1) Terburuk di Indonesia)