Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat pada tahun 2024 sebesar 6,74%. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 6,8%. Meskipun demikian, jumlah penduduk miskin mengalami sedikit kenaikan dari 19.990 jiwa menjadi 20.010 jiwa, di tengah peningkatan jumlah penduduk keseluruhan menjadi 312.363 jiwa. Data ini menunjukkan adanya dinamika kompleks dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Pasaman.
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman berada di urutan tengah dalam hal persentase kemiskinan. Pertumbuhan persentase kemiskinan Kabupaten Pasaman turun 0,88%, lebih baik dibandingkan Kabupaten Agam yang mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu 3,48%. Namun, angka ini perlu menjadi perhatian karena masih ada kabupaten lain yang berhasil menekan angka kemiskinan dengan lebih signifikan.
(Baca: Data 2024: PDRB ADHB per Kapita Kabupaten Purbalingga Rp.32,15 Juta)
Data historis kemiskinan Kabupaten Pasaman menunjukkan fluktuasi selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006, yaitu 18,34%, dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2005 sebesar 18,23%. Sementara itu, persentase kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2024, yaitu 6,74%, dengan pertumbuhan terendah pada tahun 2023 turun 8,42%. Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 6,79%, angka kemiskinan tahun 2024 sedikit lebih rendah. Dibandingkan dengan lima tahun terakhir (2020-2024) sebesar 7,05%, angka tersebut menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Secara nasional, peringkat kemiskinan Kabupaten Pasaman juga bergeser dari urutan 257 pada tahun 2004 menjadi urutan 366 pada tahun 2024.
Dalam perbandingan dengan kabupaten tetangga, Kabupaten Pasaman memiliki karakteristik yang berbeda. Kabupaten Pasaman Barat memiliki persentase kemiskinan lebih tinggi yaitu 7%, dengan jumlah penduduk miskin mencapai 34.600 jiwa. Sementara itu, Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung memiliki persentase kemiskinan lebih rendah, yaitu 5,78%, dengan jumlah penduduk miskin 14.990 jiwa. Perbedaan ini menunjukkan bahwa setiap daerah memiliki tantangan dan potensi yang berbeda dalam upaya mengatasi kemiskinan.
Kabupaten Lima Puluh Kota
Kabupaten Lima Puluh Kota mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 6,92%, dengan pertumbuhan 1,76%, menempatkannya pada peringkat 355 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini mencapai 27.720 jiwa, tumbuh 2,59%, dari total penduduk 400.795 jiwa. Garis kemiskinan berada di angka Rp 582.794 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 5,37%. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 51,98 juta per tahun, mengalami pertumbuhan 5,12%. Jumlah penduduk miskin lebih kecil dari Kabupaten Padang Pariaman. Kabupaten ini sedang berupaya untuk menekan angka kemiskinan di tengah pertumbuhan penduduk.
Kabupaten Padang Pariaman
Dengan persentase kemiskinan 6,27%, Kabupaten Padang Pariaman menduduki peringkat 391 di tingkat nasional. Pertumbuhan angka kemiskinan menunjukkan penurunan turun 1,1%. Jumlah penduduk miskin mencapai 26.760 jiwa, mengalami penurunan turun 0,63%. Total penduduk mencapai 457.532 jiwa dengan pertumbuhan 1,44%. Garis kemiskinan tercatat sebesar Rp 580.392 per kapita per bulan, tumbuh 5,88%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 58,38 juta per tahun, dengan pertumbuhan 5,12%. Kabupaten Padang Pariaman berhasil menekan angka kemiskinan, tetapi tetap perlu mewaspadai potensi peningkatan di masa depan.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Probolinggo 2015-2024)
Kabupaten Pasaman Barat
Kabupaten Pasaman Barat memiliki persentase kemiskinan sebesar 7%, menduduki peringkat 347 secara nasional, dengan pertumbuhan 1,16%. Jumlah penduduk miskin mencapai 34.600 jiwa, meningkat 3,22%. Total penduduk adalah 449.677 jiwa, tumbuh 1,79%. Garis kemiskinan tercatat tinggi, mencapai Rp 657.354 per kapita per bulan, tumbuh 10,25%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 46,25 juta per tahun, tumbuh 6,52%. Kabupaten Pasaman Barat masih menghadapi tantangan signifikan dalam menurunkan angka kemiskinan, terutama dengan garis kemiskinan yang tinggi.
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung mencatat persentase kemiskinan 5,78%, menduduki peringkat 408 di tingkat nasional, dengan pertumbuhan negatif turun 1,7%. Jumlah penduduk miskin mencapai 14.990 jiwa, turun tipis turun 0,2%. Total penduduk adalah 245.936 jiwa, tumbuh 1,55%. Garis kemiskinan tercatat Rp 565.067 per kapita per bulan, tumbuh 6,73%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 50,60 juta per tahun, tumbuh 5,63%. Kabupaten ini menunjukkan kinerja yang baik dalam menekan angka kemiskinan.
Kabupaten Solok Selatan
Kabupaten Solok Selatan mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 6,56%, menempati peringkat 374 secara nasional, tumbuh 1,71%. Jumlah penduduk miskin mencapai 12.330 jiwa, tumbuh 3,53%. Jumlah penduduk adalah 181.869 jiwa, turun 0,71%. Garis kemiskinan adalah Rp 551.340 per kapita per bulan, tumbuh 6,85%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 38,90 juta per tahun, tumbuh 5,78%. Jumlah penduduk mengalami penurunan, tetapi kemiskinan masih menjadi isu yang perlu ditangani.
Kabupaten Agam
Kabupaten Agam memiliki persentase kemiskinan 6,83%, menduduki peringkat 362 di tingkat nasional, tumbuh signifikan yaitu 3,48%. Jumlah penduduk miskin mencapai 34.820 jiwa, tumbuh cukup tinggi yaitu 4,22%. Total penduduk adalah 532.178 jiwa, tumbuh 0,9%. Garis kemiskinan tercatat Rp 558.963 per kapita per bulan, tumbuh 5,41%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 50,01 juta per tahun, tumbuh 5,51%. Kabupaten Agam menunjukkan pertumbuhan penduduk miskin yang cukup tinggi dibandingkan kabupaten lain di Sumatera Barat.