Kementerian LHK Deteksi 129 Hotspot di Indonesia, Terbanyak di Sulawesi Tengah (Sabtu, 15 Februari 2025)


Nama Data | Nilai |
---|---|
Sulawesi Tengah | 24 |
Sulawesi Selatan | 19 |
Kalimantan Timur | 13 |
Maluku Utara | 12 |
Jawa Tengah | 10 |
Kalimantan Selatan | 8 |
Kepulauan Riau | 6 |
Jawa Timur | 6 |
Sumatera Barat | 5 |
Sulawesi Tenggara | 4 |
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 129 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 183 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Sabtu (15/2/2025) pukul 11.43 WIB. Dari 129 titik panas terdeteksi, 3 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 124 titik skala sedang, dan 2 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Kualitas Udara Banten Rabu Pagi (5/2) Terburuk di Indonesia)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Sulawesi Tengah sebanyak 24 titik. Sulawesi Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 19 titik. Kalimantan Timur berada di posisi ketiga sebanyak 13 titik panas.
Sebanyak 12 titik panas terdeteksi di Maluku Utara, Jawa Tengah menyusul dengan 10 titik panas, serta Kalimantan Selatan dan Kepulauan Riau masing-masing memiliki 8 dan 6 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.